Sabtu, 06 Juni 2015

Chloroflexus aurantiacus yang Mandiri

Apakah kalian tahu bakteri fotosintetik?
Apakah kalian tahu siapa Chloroflexus aurantiacus?
Kalian tidak tahu?!

Nah, disini saya akan menjelaskan dan memberikan sedikit informasi mengenai terkait pertanyaan tersebut. Let’s gooo!!!

            Bakteri fotosintetik menggunakan energi cahaya matahari untuk mereduksi karbondioksida (CO2) menjadi karbohidrat sama dengan sebagaimana tumbuhan hijau memerlukan energi cahaya matahari untuk membuat makanan. Bakteri fotosintetik memerlukan sumber elektron untuk mereduksi karbondioksida, bukan air yang dibutuhkan seperti tumbuhan hijau.

            Bakteri belerang ungu dan bakteri belerang hijau merupakan bakteri fotosintetik yang menggunakan Hidrogen Sulfida (H2S) untuk menyediakan elektron yang diperlukan untuk mensintesis NADPH dan ATP yang merupakan energi untuk reaksi fotosistem. Dalam proses tersebut, bakteri menghasilkan unsur belerang yang akan disimpan di dalam sel dalam bentuk granula.

            Bakteri fotosintetik mengandung bentuk klorofil khusus yaitu bakteriklorofil. Bakteriklorofil terdapat didalam membran mesosom. Jadi, bakteriklorofil ini berfungsi menangkap sumber elektron yang dibutuhkan oleh bakteri fotosintetik. Salah satu jenis Bakteri fotosintetik yaitu Chloroflexus aurantiacus.

            Chloroflexus aurantiacus adalah salah satu jenis bakteri fotosintetik yang berbentuk streptobasilus yaitu bakteri yang berbentuk basil yang hidupnya berkoloni, memanjang dan membentuk rantai. Chloroflexus aurantiacus termasuk bakteri gram negatif. Chloroflexus ini mengandung bakteriklorofil yang merupakan klorofil khusus yang dimiliki bakteri ini dan berfungsi untuk menangkap sumber elektron yang dibutuhkannya. Chloroflexus aurantiacus merupakan organisme termofilik dan dapat tumbuh pada suhu 35 sampai 70 derajat Celcius. Bakteri ini melakukan perbanyakkan diri secara pembelahan biner (Herni, 2009).

Gambar: Bakteri Chloroflexus aurantiacus
Klasifikasi Chloroflexus auriantiacus
Kingdom          : Bacteria
Filum                : Chloroflexi
Kelas                : Chloroflexi
Ordo                : Chloroflexales
Famili               : Chloroflexaceae
Genus               Chloroflexus
Spesies             Chloroflexus aurantiacus
Sumber: Wikipedia.com

Bakteri ini dijumpai pada sumber-sumber air panas, kawah gunung berapi, geiser dan sebagainya. Chloroflexus dapat hidup pada keadaan gelap dan terang. Pada keadaan terang, Chloroflexus auriantiacus tumbuh dibawah sinar matahari dan memiliki warna hijau gelap. Pada keadaan gelap dengan ketersediana oksigen, Chloroflexus aurantiacus memiliki warna oranye gelap. Bakteri Chloroflexus aurantiacus membentuk koloni filamen tertutup di dalam sarung yang menyelubunginya yang dikenal sebagai trikoma.

            Chloroflexus merupakan bakteri yang mandiri dan menguntungkan bagi tumbuhan sebab bakteri ini mampu memproduksi energi dengan melakukan siklis photosphosporilasi pada proses fotosintetik tanpa melibatkan oksigen. Walaupun, bakteri ini dapat mencukupi kebutuhan nutrisi dan energinya dengan mengambil senyawa organik sebagai sumber karbonnya.  Bakteri ini tumbuh sebagai photoheterorof di alam dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan karbon anorganik dengan melalui pertumbuhan fotoautotrof. Chloroflexus tidak tergantung pada kesediaan oksigen, ada tidaknya oksigen Chloroflexus tetap bisa tumbuh dan dapat memproduksi energi di alam. Bakteri Chloroflexus dapat merugikan bagi hewan maupun manusia sebab bakteri ini bersifat patogen yang dapat menyebabkan penyakit (Ni'matuzahroh, 2011).

            Chloroflexus menggunakan senyawa-senyawa anorganik seperti hidrogen sulfida, tiosulfat atau unsur belerang dan juga memanfaatkan hidrogen (H2) sebagai sumber elektron dalam melakukan proses fotosintetik. Bakteri Chloroflexus memiliki enzim yang dapat mensintesis senyawa anorganik mejadi organik tanpa memerlukan oksigen. Kemudian, yang kita ketahui bahwa memakan sayur-sayuran sangat bagus bagi tubuh terutama bagi manusia. Sayur memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Namun, Bakteri Chloroflexus penghuni pada bagian lamela daun pada membran sitoplasma yang untuk menjalankan reaksi fotosntetik bersifat patogen bagi hewan atau manusia. Jika hewan atau manusia memakan tumbuhan hijau atau sayur-sayuran dapat menyebabkan penyakit bagi hewan ataupun tumbuhan tersebut. Agar kita tidak menjadi salah satu korban dari Chloroflexus, kita harus benar dalam mengolah sayur-sayuran tersebut sebelum dikonsumsi. Dengan cara mencuci sayuran hingga bersih, menggunakan alat masak yang bersih dan memasak sayuran sampai matang. Kita harus mengetahui dan perduli dengan organisme yang mikroskopik karena oraganisme mikroskopik dapat menguntungkan maupun menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup.

Demikian, informasi yang saya berikan mengenai bakteri fotosintetik dan Bakteri Chloroflexus aurantiacus. Semoga dapat bermanfaat bagi kalian. See you!

Daftar Pustaka           

Tang HK, et al. Complete genome sequence of the filamentous anoxygenic phototrophic bacterium Chloroflexus aurantiacusBMC Genom. 2015
Madigan MT; Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP. Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. 2009.
Psencik J, et al. Structure of Chlorosomes from the Green Filamentous Bacterium Chloroflexus aurantiacusJ Bacteriol.2009.
Sri Sumarsih. http://www.slideshare.net/yudiaditya92/buku-ajar-mikrobiologi. 2003. Dikutip pada tanggal 6 Juni 2015 Pukul 19.47 WIB.
Akira Yukota. http://journal.ui.ac.id/science/article/viewFile/1273/1170. 2012. Dikutip pada tanggal 6 Juni 2015 Pukul 20.05 WIB.

61 komentar:

  1. dari literatur yang saya baca (baru aja bacanya), saya mendapat info jg kalau C. aurantiacus digambarkan sebagai anoxygenic, termofilik, berserabut, meluncur, bakteri phototrophic umumnya ditemukan di mata air panas di bawah normal kondisi pH basa. C. aurantiacus adalah organisme gram negatif. Kisaran suhu optimal untuk pertumbuhan organisme ini adalah sekitar 50-60 ° C. Hal ini umumnya diketahui ada di daerah yang padat sulfida tinggi dan periode yang memadai dari sinar matahari langsung. C. aurantiacus dapat ditemukan di tikar mikroba dengan jenis lainnya bakteri fotosintetik atau ditemukan dalam isolasi. C. aurantiacus umumnya digunakan sebagai model organisme dan ditemukan untuk menjadi penting untuk penelitian ilmiah ke dalam evolusi organisme fotosintetik.

    Pada kisaran suhu optimalnya agak berbeda dgn yg dijelaskan Evin.. hnya sekedar menambah info aja.. trimakasih ;-)

    Sumber:
    Anonim. Chloroflexus aurantiacus. https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Chloroflexus_aurantiacus. 2010

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tambahan infonya Firda. Di artikel sudah dipaparkan bahwa bakteri Chloroflexus ini tumbuh pada suhu yang tinggi atau disebut termofilik. Sumber yang saya ambil, memaparkan bahwa mikroorganisme ini tumbuh pada suhu 35-70 derajat celcius (Herni, 2009). Yang Firda tambahkan juga hampir sama dengan apa yang terdapat diartikel yaitu suhu pada kisaran 50-60 derajat celcius. Nah, Bakteri termofilik kan menyukai kondisi panas. Mereka hidup dan berkembang biak dalam suhu ekstrem, yaitu antara 45°C hingga 80°C. Bahkan, ada bakteri termofilik yang bereproduksi pada suhu 121°C. Dapat dilihat lebih lanjut pada eprints.uny.ac.id/9261/3/BAB%202%20-%2008308144008.pdf. Jadi, tergantung dengan jenis spesies dan kesanggupan mikroorganisme bertahan hidup. Terima kasih sekali lagi Firda^^

      Hapus
  2. Sejujurnya saya baru mendengar bakteri jenis ini, sangat menarik. Dari penjelasan artikel di atas menunjukkan bahwa bakteri ini terdapat pula di sayuran-sayuran hijau, maka dari itu kita sebagai konsumen harus pintar memilih dalam hal makanan ya. Izin menambahkan dari sumber yang telah saya baca. Disamping dapat memberikan peran negatif, sudah ada peneliti yang melakukan penelitian dengan menguji bakteri Chloroflexus aurantiacus untuk memproduksi amilase yang dapat menghidrolisis pati menjadi maltotetraosa dan malto-triosa. Selengkapmya ada pada halaman berikut http://biogen.litbang.pertanian.go.id/terbitan/pdf/prosiding2002_365-372_nurrichana.pdf. Artikel yang menarik, terima kasih evin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tambahannya Anna^^. Waah, ini bisa menjadi pelengkap bagi artikel saya mengenai bakteri Chloroflexus aurantiacus untuk memproduksi amilase yang dapat menghidrolisis pati menjadi maltotetraosa dan malto-triosa.

      Hapus
  3. artikelnya menarik, sedikit tambahan dari artikel yang saya baca ternyata Chloroflexus aurantiacus ini telah lama dianggap sebagai organisme kunci untuk mengatasi ketidakjelasan asal dan evolusi awal fotosintesis dan aurantiacus juga memiliki banyak fitur unik yang menarik dan tertentu dalam jalur metabolik. lebih lengkap klik http://www.biomedcentral.com/1471-2164/12/334 untuk mengunduh artikelnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tambahannya Raihan. Yaa, saya mengetahui mengenai infromasi yang Raihan sampaikan bahwa Chloroflexus aurantiacus telah lama dianggap sebagai organisme kunci untuk mengatasi ketidakjelasan asal dan evolusi awal fotosintesis. Dapat dibaca lebih lanjut untuk menambah informasi pada http://id.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus bahwa Bakteri Chloroflexus merupakan salah jenis mikroorganisme fotosintetik paling awal yang dikenal manusia. Metabolismenya cukup unik karena melibatkan jalur hidroksipropionat untuk mengikat CO2.Walaupun fotosintesis berjalan dengan baik pada kondisi terang, Chloroflexi juga hidup pada kondisi gelap. Terima kasih sekali lagi Raihan ^^

      Hapus
  4. Setuju sama Ana liya juga masih asing dengan bakteri ini, bakteri benar-benar beraneka ragam ya...pada artikel dijelaskan bahwa di alam bakteri ini hidup sebagai fotoheterotrof, namun bakteri ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan atau memperbaiki karbon anorganik dengan fotoautotrof. tapi bakteri ini tidak melalui siklus calvin sperti pada tanaman melainkan memiliki jalur tersendiri yang disebut jalur 3-Hydroxypropionate (https://www.boundless.com/microbiology/textbooks/boundless-microbiology-textbook/microbial-evolution-phylogeny-and-diversity-8/thermophiles-108/chloroflexus-and-relatives-564-8415/). terima kasih Evin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa Lia, mikroorganisme sangat beranekaragam jenis dan bentuknya :).
      Terima kasih Lia atas tambahannya. Memang benar bahwa bakteri ini hidup sebagai fotoheterotrof, namun bakteri ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan atau memperbaiki karbon anorganik dengan fotoautotrof.

      Hapus
  5. izin menambahkan artikel evin mengenai bakteri Chloroflexus ini juga merupakan kelompok bakteri Green non-sulfur dan Data mengenai analisis kekerabatan (atau analisis persaudaraan) antar bakteri menunjukan bahwa golongan GnSB merupakan bakteri yang primitif. Hal ini dibuktikan dengan 'peralatan' serta mekanisme fotosintesis, tempat hidup dan juga analisis terhadap DNA GnSB yang hasilnya serba primitif. Analisis DNA juga menunjukan bahwa golongan GnSB (Phylum Chloroflexi) terletak di bagian bawah 'pohon kehidupan' (Phylogenetic Tree of Life), yang menandakan bahwa GnSB merupakan bakteri fototrofik paling primitif/kuno sedunia.
    sumber http://eramuslim.ga/Green_sulfur_bacteria

    hatur nuhun evin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih amel atas tambahannya. Ini bisa menjadi pelengkap dan pembanding bagi artikel yang saya buat, mengenai GnSB yang merupakan bakteri fototrofik yang ditambahkan oleh Amel.

      Hapus
  6. sikecil yang sangat luar biasa bisa bertahan hidup ditempat yang ekstrim :D,,, saya baru mendengar bakteri ini -_- :D efek jarang baca mungkin #ooppss ;D,,, artikelnya sangat menarik memberikan informasi baru kepada saya :D....
    menurut sumber yang saya baca ternyata bakteri ini sedang diteliti sebagai bakteri yang bisa menghasilkan atau memproduksi amilase yang dapat menghidrolisis pati menjadi maltotetraosa dan maltotriosa.
    http://biogen.litbang.pertanian.go.id/terbitan/pdf/prosiding2002_365-372_nurrichana.pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa ka, sangat luar biasa sekali mikroorganisme yang satu ini dapat hidup ditempat yang ekstrim.
      Terima kasih ka atas tambahannya Ka Anggit mengenai bakteri Chloroflexus ini dapat mengahasilkan amilase yang dapat menghidrolisis pati. Ini bisa menjadi pelengkap bagi artikel saya :)

      Hapus
  7. Chloroflexus aurantiacus terasa sangat asing bagi saya, namun ternyata bakteri sangat menarik seperti yang telah dipaparkan pada artikel ini bahwa Chloroflexus menggunakan senyawa-senyawa anorganik seperti hidrogen sulfida, tiosulfat atau unsur belerang dan juga memanfaatkan hidrogen (H2) sebagai sumber elektron dalam melakukan proses fotosintetik. Namun kita juga harus mengetahui bahwa dalam perannya dalam melelakukan fotosintetik mikrobial juga harus mempunyai karakteristik biokimia mikrobial. Adapun karanteristik tersebut:
    1. Spesifitas substrat
    2. pH optimum
    3. Suhu optimum
    4. Massa molekul, pada bakteri Chloroflexus aurantiacus mempunyai massa molekul yang paling tinggi diantara bakteri yang berperan dalam fotosintetik lainnya yaitu sebesar 210 kDa.
    Adapun info lebih lengkap dapat diaskes pada: http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/627/jbptitbpp-gdl-tunjungmah-31321-3-2008ts-2.pdf

    Izin memberi saran karena pada artikel ini pula dipaparkan bahawa kateri ini bersifat pantogen pada hewan dan manusia, sebaiknya disebutkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini.

    Terima kasih, artikel yang sangat bermanfaat Evin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tambahan dan saran yang diberikan. Dari info yang diberikan, saya jadi lebih tahu bahwa terdapat karakteristik bikimia mikrobial dalam melakukan fotosintetik yang sudah dipaparkan sedikit oleh Dian. Untuk lebih lanjut dapat dibaca pada http://www.slideshare.net/yudiaditya92/buku-ajar-mikrobiologi mengenai penyakit yang disebabkan oleh bakteri Choloroflexus.
      Hatur Nuhun Dian sekali lagi^^

      Hapus
  8. Evin , C. aurantiacus ternyata dikenal hubungannya yang dekat dengan beberapa jenis lain dari bakteri non-belerang hijau melalui 16S rRNA filogeni.Oleh karena itu, dianggap sebagai model organisme yang sangat penting untuk memahami evolusi fotosintesis. Ini adalah organisme yang dikenal paling awal dalam cabang Eubacteria untuk memiliki fenotip fotosintesis. Info lebih lengkapnya dapat diakses pada : https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Chloroflexus_aurantiacus
    Semoga bermanfaat ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tambahan informasinya Nihlah. Saya mengetahui mengenai informasi yang Nihlah sampaikan bahwa Choloroflexus merupakan organisme yang dikenal paling awal dalam cabang Eubacteria dalam fotosintesis. Informasi ini dapat juga dilihat pada http://id.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus.

      Hapus
    2. iya Evin sama-sama :) saya juga telah membaca sebelumnya pada referensi yang diberikan itu . Semakin banyak membaca tentunya semakin banyak ilmu yang di dapat . Good Job Evin :)

      Hapus
  9. untuk tambahan aja yaa evin, Bakteri ini merupakan salah jenis mikroorganisme fotosintetik paling awal yang dikenal manusia. Metabolismenya cukup unik karena melibatkan jalur hidroksipropionat untuk mengikat CO2. Daur hidroksipropionat merupakan mekanisme autotrofik pada bakteri nonsulfur hijau Chloroflexus. Asetil‐CoA dikarboksilasi dua kali untuk menghasilkan metilmalonil‐CoA. Senyawa antara (intermediet) ini disusun ulang untuk menghasilkan asetil‐CoA dan glioksilat. Pada akhirnya, kedua senyawa tersebut akan diubah menjadi material sel yang mungkin terjadi melalui senyawa antara yaitu serin atau glisin. (khoirul anam, 2010).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih tambahannya Delsa mengenai bakteri Chloroflexus ini. Tambahan yang disampaikan Delsa juga dapat dilihat pada http://id.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus agar lebih jelas.
      Syukron yaaa Delsa^^

      Hapus
  10. bagus artikelnyaa. lumayan sulit ya mencari referensi tambahan unuk menambahkan informasi artikelmu hehe. ternyata jenis bakteri fotosintetik Chloroflexus aurantiacus ini dapat menghasilkan metana loh sebagai produk sampingan metabolik dalam kondisi anoxic yang didapatkan dari lingkungan ataupun dari tubuh hewan silahkan dilihat situs webnya --> http://id.wikipedia.org/wiki/Metanogen

    terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, sangat sulit sekali mencari referensi mengenai bakteri ini. Mungkin bakteri ini masih jarang terdengar dan belum populer dikalangan kita. Terima kasih Ka Firdhani atas tambahannya mengenai manfaat bakteri Choloroflexus yang dapat menghasilkan metana. Informasinya bisa menjadi pelengkap bagi artikel yang saya buat.
      Terima kasih Ka Firdhani sekali lagi^^

      Hapus
  11. artikel yang cukup bagus dan informatif. namun saya ingin menambahkan sedikit bahwa Chloroflexus termasuk kedalam kelompok chloroflexi dan pada kelompok ini mirip dengan bakteri sulfur hijau hanya saja di dalamnya terdapat chlorosom dan bersifat fototrofik. bakteri hijau yang mampu menluncur yang sangat bervariasi dalam metabolismenya, bersama dengan Heliothrix dapat ditemukan pada mata air panas dengan temperatur antara 35-56 deraja celcius. untuk info selanjutnya silahkan lihat web ini http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196307011988031-SAEFUDIN/Sistematika_prokariot.pdf. semoga bermanfaat.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Farissa atas tambahan informasinya. Saya mengetahui yang disampaikan oleh Farissa bahwa Chloroflexus termasuk kedalam kelompok chloroflexi dan mirip dengan bakteri sulfur hijau hanya saja di dalamnya terdapat chlorosom dan bersifat fototrofik. Info ini juga bisa dibaca pada http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus.
      Terima kasih yaaaaa^^

      Hapus
  12. nice ;) lucu ya bakteri tersebut dapat berubah warna pada saat kondisi gelap dan terang, saya jadi tertarik untuk melihatnya langsung, namun bila dilihat dari habitatnya sepertinya tempat-tempat tersebut sulit di dapatkan di daerah saya..
    Untuk sekedar tambahan saja evin, kamu sudah menjelaskan di awal bahwa "bakteri fotosintetik menggunakan Hidrogen Sulfida (H2S) untuk menyediakan elektron yang diperlukan untuk mensintesis NADPH dan ATP yang merupakan energi untuk reaksi fotosistem. Dalam proses tersebut, bakteri menghasilkan unsur belerang yang akan disimpan di dalam sel dalam bentuk granula". ya, bila dilihat dari sisi kerja nya memang seperti itu. tapi, apakah kamu tahu bahwa H2S pada lingkungan ekosistem akan berdampak buruk? Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam. (baca selengkapnya di http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp114.pdf) , jadi harus diperhatikan pula ya dampak dalam lingkungan alam nya ...
    sekian evin, teşekkür ederim :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Indah atas tambahan dan informasinya yang sangat menambah wawasan dan pengetahuan bagi saya khususnya. Informasinya bisa menjadi pelengkap bagi artikel saya.
      Terima kasih sekali lagi Indah ^^

      Hapus
    2. baik, sama" cantik :") pemanfaatan bakteri yang negatif maupun positif harus diperhatikan juga zat-zat kimia apa yang terkandung di dalamnya..

      Hapus
  13. Penambahan untuk artikel Evin :D pada bagian bakteriklorofil, berdasarkan sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus

    Lebih spesifiknya di dalam sel Chloroflexus aurantiacus terdapat bakterioklorofil a dan klorosom yang berperan sebagai pigmen untuk menjalankan reaksi fotosintesis. Bakterioklorofil secara spesifik terdapat pada membran sitoplasma membentuk struktur khusus di dalam lamela untuk menjalankan reaksi fotosintesis


    Terima kasih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Audina atas tambahannya mengenai bakteriklorofil yang dimiliki oleh bakteri ini. Saya mengetahui bahwa bakteriklorofil terdapat disitoplasma di dalam lamela dan berfungsi untuk menjalankan proses fotosintetik. Info ini juga terdapat pada http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus.
      Terima kasih sekali lagi yaaa^^

      Hapus
  14. Evin...artikel bakteri Chloroflexus aurantiacus menarik banget, sampai saya mencari tambahan sumbernya lumayan lama..saya hanya ingin menambahkan sedikit saja, tentang kegunaan bakteri Chloroflexus aurantiacus ternyata bisa untuk memproduksi amilase yang dapat menghidrolisis pati menjadi maltotetraosa dan maltotriosa, menurut penelitian Ratankhanokchai et al. (1992)

    Dapat diakses online di http://biogen.litbang.pertanian.go.id/terbitan/pdf/prosiding2002_365-372_nurrichana.pdf.

    Semangat.._^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tambahannya Ka Nuli^^. Ternyata banyak kegunaan dari bakteri ini yaitu untuk memproduksi amilase yang dapat menghidrolisis pati menjadi maltotetraosa dan malto-triosa. Informasi ini dapat menjadi pelengkap bagi artikel saya.
      Syukron Ka^^

      Hapus
    2. Sama-sama...Evinnnn..._^,,

      Semoga saling bermanfaat ya buat kita..:-)

      Hapus
  15. sudah biasa kita dengar banyak jenis bakteri fotosintetik. namun kita belum mengetahui semua jenis dan mengenalnya satu persatu. informasi yang dipaparkan sangat menarik evin. ingin menambaahkan bentuk adaptasi dari si Chloroflexus aurantiacus terdapat di link http://link.springer.com/article/10.1023/A%3A1005901318614 semoga bermanfaat yaa terimakasih evin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas informasi tambahannya Mauliza. Tambahannya sangat berguna bagi pelengkap artikel saya. Mungkin Mauliza ingin menambah wawasan dan pengetahuan baru mengenai bakteri Chloroflexus ini dapat dibaca pada http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus.

      Hapus
  16. artikel evin bagus sekali, sampai saya kebingungan mencari referensi yang lain:D memang benar ya bakteri ini mandiri sekali karna mampu menghasilkan energi tanpa membutuhkan oksigen. menurut referensi yang saya baca bahwa Chloroflexi tumbuh lebih baik bila terdapat senyawa organik sebagai sumber karbonnya.yang sudah dipaparkan oleh evin secara umum, bakteri ini termasuk dalam golongan bakteri nonsulfur hijau dan dapat hidup pada suhu yang tinggi (termofilik), seperti di sumber air panas.Di samping itu, juga terdapat beberapa jenis Chloroflexi yang hidup pada suhu normal(mesofilik), seperti di wilayah perairan. terimkasih evin^^ http://id.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ayu atas komentarnya. Memang benar yang telah disampaikan ayu dan yang sudah dipaparkan di artikel bahwa bakteri ini mandiri karena mampu menghasilkan energi tanpa membutuhkan oksigen. Chloroflexi tumbuh lebih baik bila terdapat senyawa organik sebagai sumber karbonnya. Mungkin ayu mau menambah wawasan baru dan pengetahuan dapat dibaca pada http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus.
      Terima kasih sekali lagi yaa^^

      Hapus
  17. hay Evin, artikelnya bagus sekali :D bakteri itu kecil tapi banyak manfaatnya yaah.. Heti sependapat mengenai artikel Evin, sesuai pada sumber yang telas saya baca yang menerangkan bahwa Chloroflexus adalah bakteri fotosintesis yang diisolasi dari sumber air panas, milik bakteri non-sulfur hijau. Organisme ini termofilik dan dapat tumbuh pada suhu dari 35 ° C sampai 70 ° C. Chloroflexus dapat bertahan hidup dalam gelap jika oksigen tersedia. Salah satu alasan utama untuk kepentingan chloroflexus adalah dalam studi evolusi fotosintesis.

    Sumber: Tanpa Batas. "Chloroflexus dan kerabat." Tanpa Batas Mikrobiologi. Tanpa Batas, 6 Juni 2015. Diperoleh 7 Juni 2015 darihttps://www.boundless.com/microbiology/textbooks/boundless-microbiology-textbook/microbial-evolution-phylogeny-and-diversity-8/thermophiles-108/chloroflexus-and-relatives-564-8415/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Heti atas komentar yang diberikan. Memang benar yang disampaikan heti bahwa Chloroflexus adalah bakteri fotosintesis yang diisolasi dari sumber air panas, milik bakteri non-sulfur hijau. Organisme ini termofilik dan dapat tumbuh pada suhu dari 35 ° C sampai 70 ° C. Chloroflexus dapat bertahan hidup dalam gelap jika oksigen tersedia. Salah satu alasan utama untuk kepentingan chloroflexus adalah dalam studi evolusi fotosintesis. Hal tersebut juga sudah dipaparkan jelas di artikel. Mungkin Heti ingin menambah pengetahuan dan wawasan baru mengenai bakteri Chloroflexus dapat dibaca pada http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus.
      Terima kasih kasih sekali lagi sudah membaca dan berkomentar di Blog saya^^

      Hapus
    2. Uhhh terima kasih kembali Eviinn ({}) senang bisa membantu Anda :) semoga dapat menambah wawasan kita yaaah Evin BarokAllah! :*

      Hapus
  18. artikelnya sangat bagus dan informatif bgt vin.. menambah wawasan para pembaca .. saya setuju dengan evin.. saya baca juga di http://id.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus
    Secara umum, bakteri ini termasuk dalam golongan bakteri nonsulfur hijau dan dapat hidup pada suhu yang tinggi (termofilik), seperti di sumber air panas. Di samping itu, juga terdapat beberapa jenis Chloroflexi yang hidup pada suhu normal(mesofilik), seperti di wilayah perairan. Bakteri ini hidup berkoloni membentuk struktur berfilamen. Di dalam selnya terdapat bakterioklorofil a dan klorosom yang berperan sebagai pigmen untuk menjalankan reaksi fotosintesis.Bakterioklorofil secara spesifik terdapat pada membran sitoplasma membentuk struktur khusus di dalam lamela untuk menjalankan reaksi fotosintesis dan hal ini juga ditemukan pada baktei fotosintetik ungu.
    timaksih evin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Ghina sudah memberikan komentarnya mengenai bakteri Chloroflexus. Benar yang disampaikan oleh Ghina bahwa bakteri ini termasuk dalam golongan bakteri nonsulfur hijau dan dapat hidup pada suhu yang tinggi (termofilik), seperti di sumber air panas. Di samping itu, juga terdapat beberapa jenis Chloroflexi yang hidup pada suhu normal(mesofilik), seperti di wilayah perairan. Bakteri ini hidup berkoloni membentuk struktur berfilamen. Di dalam selnya terdapat bakterioklorofil a dan klorosom yang berperan sebagai pigmen untuk menjalankan reaksi fotosintesis.Bakterioklorofil secara spesifik terdapat pada membran sitoplasma membentuk struktur khusus di dalam lamela untuk menjalankan reaksi fotosintesis dan hal ini juga ditemukan pada baktei fotosintetik ungu. Terdapat sumber lain yang bisa Ghina baca untuk menambah wawasan baru mengenai bakteri ini dan dapat dibaca pada http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus.
      Hatur nuhun yaaa sudah membaca dan berkomentar di Blog saya^^

      Hapus
  19. Artikelnya memaparkan bakteri yang mungkin jarang diperbincangkan ya Evin, namun sekalinya bakteri ini diulas, ternyata bakteri ini memberikan berbagai manfaat khususnya untuk memproduksi amilase yang dapat menghidrolisis pati menjadi maltotetraosa dan maltotriosa.
    Saya mengalami kesulitan untuk mencari referensi lain terkait bakteri Chlorofexus aurantiacus.Karena mungkin sudah banyak diberikan referensi lain diatas dan memang sudah sangat jelas penjelasan dari saudari Evin.
    Menambahkan sedikit referensi singkat yang memaparkan pengertian dari bakteri Chlorofexus aurantiacus semoga dapat bermanfaat ya Evin dn untuk kita semua para pembaca sekalian http://id.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus
    Terimakasih Evin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul sekali Hani. Bakteri sangat jarang diperbincangkan dan belum populer dikalang kita. Ternyata manfaat Bakteri Chloroflexus ini dapat dimanfaatkan untuk memproduksi amilase yang dapat menghidrolisis pati menjadi maltotetraosa dan maltotriosa.
      Iya, benar sekali Hani. Memang sangat sulit mendapatkan referensi mengenai bakteri ini dan mungkin kita masih awam dalam mengenal bakteri ini.
      Mungkin Hani bisa membaca dan mengetahui lebih lanjut mengenai Bakteri Chloroflexus ini pada http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus.
      Terima kasih sudah memberikan komentarnya^^

      Hapus
  20. Artikel yang dibuat Evin sangat informatif. saya jadi tahu manfaat dari Chlorofexus aurantiacus. saya hanya ingin menambahkan sedikit, ternyata menurut sumber yang saya baca Chloroflexus aurantiacus diperkirakan tumbuh photoheterotrophically di alam yang memiliki kemampuan memperbaiki karbon anorganik melalui pertumbuhan fotoautotropik dengan menggunakan Siklus Calvin-Benson-Bassham khas tanaman.
    sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Windy atas tambahannya. Saya mengetahui mengenai apa yang disampaikan oleh Windy bahwa Chloroflexus aurantiacus diperkirakan tumbuh photoheterotrophically di alam yang memiliki kemampuan memperbaiki karbon anorganik melalui pertumbuhan fotoautotropik dengan menggunakan Siklus Calvin-Benson-Bassham khas tanaman.
      Mungkin Windy ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Bakteri ini dan dapat dibaca pada http://id.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus.
      Terima kasih sudah menambahkan yaa:)

      Hapus
  21. waah menarik banget artikelnya vin, saya baru tau ada bakteri fotosintetik yang namanya ini, saya jadi penasaran sama makhluk mikro ini jadi saya langsung searching mencari info tentang bateri ini. terus saya nemuin sebuah jurnal yang di publish th 2012 yang mengatakan ternyata chlorofexus aurantiacus termasuk bakteri gram positif vin ( http://journal.ui.ac.id/science/article/viewFile/1273/1170 ) . bukannya negatif vin..

    terimakasih evin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi yang saya dapat bahwa chlorofexus aurantiacus termasuk bakteri gram negatif. Dapat dilihat https://khairulanam.files.wordpress.com/2010/08/tugas-mikpot-co2.pdf dan http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus.
      Terjadinya perbedaan ini, kemungkinan karena bakteri ini merupakan bakteri yang pertama kali dikenal oleh manusia dalam proses fotosintetik.
      Terima kasih Suadah atas komentarnya^^

      Hapus
  22. wah sudah tercover lengkap yah oleh evin dan teman2 lain
    jadi saya hanya akan menambahkan bahwa Sebuah enzim bifunctional, karbon monoksida dehidrogenase / asetil-CoA sintase, mengkatalisis reaksi dari CO2 untuk CO dan CO2 dari ke kelompok metil, dan kemudian untuk menghasilkan asetil-CoA. (Iii) 3-hydroxypropionate sepeda [MD: M00376] ditemukan di beberapa bakteri non-sulfur hijau dari keluarga Chloroflexaceae. Dalam satu putaran lengkap sepeda ini, tiga molekul bikarbonat diubah menjadi satu molekul piruvat. Selain itu, sepeda ini memberikan manfaat sekunder intermediet berguna untuk biosintesis: asetil-CoA, glioksilat, dan suksinil-CoA. (Iv) hydroxypropionate-hidroksibutirat siklus [MD: M00375] ditemukan dalam aerobik crenarchaeota, Acidianus, Metallosphaera, dan Sulfolobales. Beberapa intermediet dan reaksi karboksilasi adalah sama seperti pada sepeda 3-hydroxypropionate. Satu putaran lengkap siklus ini menghasilkan dua molekul asetil-CoA, salah satunya adalah dimanfaatkan kembali dalam siklus dan lainnya dihapus untuk sel biosintesis bahan. (V) dicarboxylate-hidroksibutirat siklus [MD: M00374] bernama setelah zat antara yang: suksinat (semacam dicarboxylate) dan hidroksibutirat. Siklus ini ditemukan hanya di rumah sakit Ignicoccus, sebuah archaea hyperthermophilic ketat anaerobik. Penelitian genom baru-baru ini menunjukkan bahwa siklus ini mungkin ada di Desulforococcales (yang Ignicoccus milik) dan Thermoproteales (takson dekat dengan asal archaea). Paruh pertama dari siklus, dari asetil-CoA menjadi suksinat-CoA, sesuai dengan reduktif siklus asam sitrat dan paruh kedua siklus, dari suksinat-CoA ke dua molekul asetil-CoA, sesuai dengan siklus hydroxypropionate-hidroksibutirat .( sumber :http://www.ebi.ac.uk/biomodels-main/BMID000000075350 )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mazidah atas tambahannya. Tambahan yang oleh Mazidah diberikan sangat lengkap sekali dan dapat menjadi pelengkap bagi artikel saya.

      Hapus
  23. artikel yang sangat menarik dan informatif ya evin, dengan judul yang menonjolkan kemandirian dari bakteri ini karena tiap bakteri fotosintetik memang mampu membuat makanannya sendiri. hal-hal yang harus dimunculkan dalam artikel juga sudah disampaikan evin dengan lengkap dan jelas. hanya sedikit menambahkan dari literatur penelitian seseorang mengenai bakteri ini bahwa Chloroflexus aurantiacus mampu untuk memproduksi amilase
    sumber: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:eYh_6QrXVk8J:biogen.litbang.pertanian.go.id/terbitan/pdf/prosiding2002_365-372_nurrichana.pdf+&cd=6&hl=en&ct=clnk&gl=id

    terima kasih informasinya evin, good job! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas komentar yang diberikan oleh Putri. Ternyata banyak manfaat yang diberikan oleh bakteri Chloroflexus yaitu mampu untuk memproduksi amilase.
      Sykron yaa atas tambahnnya juga Putri:)

      Hapus
  24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  25. terimakasih evin atas pemaparan bakteri asing yang baru saya dengar ini,artikel yang sangat informatif :)
    hanya ingin menambahkan saja bahwa bakteri ini juga memiliki daur yang disebut hidroksipropionat, daur ini merupakan mekanisme autotrofik pada bakteri nonsulfur hijau Chloroflexus.lihat selengkjapnya di link berikut https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CE4QFjAG&url=https%3A%2F%2Fkhairulanam.files.wordpress.com%2F2010%2F08%2Ftugas-mikpot-co2.pdf&ei=Yet0VfGHJ4fAmAWJmIGAAg&usg=AFQjCNGW4LNlG0TkHi2NRJcok2nHo7u1xA&sig2=4sgXZv852z3hUlQxOvzT-A&bvm=bv.95039771,d.dGY

    semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Euis atas tambahannya. Dengan tambahan ini bisa menjadi pelengkap dan pengetahun bagi saya khususnya.

      Hapus
  26. Sangat bagus artikelnya evin saya baru mendengar juga mikroba ini.
    saya akan menambahkan sedikit mengenai Chloroflexus auranticus adalah anoxygenic phototroph menarik. Intrik yang menjadi nyata ketika isolasi dan karakterisasi awal menyebabkan deskripsi phototroph yang memiliki ciri khas dari kedua bakteri sulfur hijau dan bakteri ungu. Karakter chimeric yang memicu spekulasi bahwa mungkin ada beberapa sisa dari garis keturunan purba dari phototrophs. Urutan subunit kecil rRNA menegaskan bahwa tempatnya di pohon kehidupan adalah di cabang paling awal yang berisi phototrophs, agak jauh dari phototrophs lainnya.
    http://genome.jgi-psf.org/chlau/chlau.home.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, saya mengetahui mengenai apa yang disampaikan oleh siswa bahwa Chloroflexus auranticus adalah anoxygenic phototroph menarik. Intrik yang menjadi nyata ketika isolasi dan karakterisasi awal menyebabkan deskripsi phototroph yang memiliki ciri khas dari kedua bakteri sulfur hijau dan bakteri ungu. Karakter chimeric yang memicu spekulasi bahwa mungkin ada beberapa sisa dari garis keturunan purba dari phototrophs. Urutan subunit kecil rRNA menegaskan bahwa tempatnya di pohon kehidupan adalah di cabang paling awal yang berisi phototrophs, agak jauh dari phototrophs lainnya.Mungkin Sifa ingin menambah pengetahuan dengan membaca http://en.wikipedia.org/wiki/Chloroflexus_aurantiacus.
      Syukron ya Sifa:)

      Hapus
  27. bakteri yang unik dan bentuknya kaya benang benang gtu, linda baru tahu loh vin bakteri ini. pantas saja bakteri ini termasuk bakteri fotosintetik dari namanya juga sudah terlihat Chlorofexi pasti mengndung klorofil . hehe ijin menambahkan ya vin di sini http://www.amazine.co/22900/jenis-bakteri-berdasarkan-cara-mendapatkan-sumber-energi/ dijelaskan kan macam macam bakteri salah satuny menjelskan bakteri yang evin bahas. semoga bermanfaat .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bakteri ini memang jarang terdengar oleh kita.
      Terima kasih Linda atas tambahan yang disampaikan. Semoga tambahannya bisa menjadi informasi dan pengetahuan bagi kita ya.
      Syukron^^

      Hapus
  28. artikel yang sangat bagus, informatif dan menarik, saya hanya ingin menambahkan sedikit info, bahwa bakteri Chloroflexus aurantiacus sebagai bakteri ekstremofili (menyukai lingkungan habitat ekstrem untuk kelangsungan hidupnya) termasuk halofil yaitu dapat hidup di tempat yang memiliki salinitas tinggi atau kadar garam lima kali lebih tinggi. selengkapnya bisa evin baca di http://id.wikipedia.org/wiki/Halofili terimakasih evin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pipit atas tambahannya. Apa yang disampaikan oleh Pipit benar bahwa Chloroflexus aurantiacus sebagai bakteri ekstremofili (menyukai lingkungan habitat ekstrem untuk kelangsungan hidupnya) termasuk halofil yaitu dapat hidup di tempat yang memiliki salinitas tinggi atau kadar garam lima kali lebih tinggi.
      Semoga informasi ini dapat menjadi informasi lebih lanjut dan menjadi pelengkap artikel saya.
      Syukron yaa^^

      Hapus
  29. artikel yang baik evin!! cuma ingin menambahkan tentang jalur-jalur yang dipakai pada bakteri jenis ini untuk metabolismenya beserta kerugiann dari bakteri ini. monggo bisa dilihat disini http://syamsulhuda-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail. terimakasi

    BalasHapus
  30. Halo mba evin, semoga dalam keadaan sehat. Bahasan tentang Chloroflexi ini sangat menarik dan bikin penasaran. Baru-baru ini saya juga membaca artikel mengenai pemanfaatan bakteri potosintesis bagi pertanian, hanya saja penjelasan ilmiahnya sangat minim.
    Kebetulan mba evin telah menulis tentang ini sejak 3 tahun yang lalu. Saya rasa mba evin mempunyai info yang cukup mengenai bakteri ini. Kira2 pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari untuk apa saja ya mba? Terus dalam rantai makanan perannya apa saja. Terima kasih. Ditunggu tulisan selanjutnya

    Salam

    BalasHapus