Bakteri di Udara pada
Jalan Raya
Jalan raya adalah jalan utama yang
menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jalan raya digunakan untuk
kendaran bermotor, masyarakat umum, berdagang dan lain-lain. Kemacetan lalu
lintas pun menjadi permasalahan sehari-hari ditemukan di Pasar, Sekolah,
Terminal bus, Lampu merah dan Persimpangan jalan raya maupun rel kereta api. Tak terelakan, jika jalan raya menjadi tercemar
dengan adanya asap kendaraan bermotor, asap pabrik dan lain-lain.
Gambar: Kemacetan Jalan Raya |
Mari kita bahas bersama…
Atmosfer
tersusun atas dua lapisan utama yaitu troposfer dan stratosfer. Troposfer
tersusun atas lapisan laminar, lapisan turbulen, lapisan friksi luar dan
lapisan konveksi. Atmosfer mengandung partikel-partikel yang disebut aerosol,
salah satu komponen aerosol yaitu bioaerosol yang terdiri dari mikroba dan
pollen (Sofa, 2008).
Udara mengandung
sejumlah oksigen yang merupakan komponen esensial bagi kehidupan,
baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran dari
gas yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen, 0,93 % Argon, 0,03
Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2).
Tidak ada organisme yang dapat hidup dan terapung begitu
saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme yang dapat
mengapung sementara di udara atau
terbawa pada partikel debu. Setiap kegiatan manusia sering menimbulkan bakteri
di udara. Batuk dan bersin menimbulkan aerosol biologi, yaitu kumpulan partikel
udara (Volk & Wheeler, 1989), pencemaran udara berupa asap kendaraan
bermotor dan asap yang dihasilkan oleh peindustrian.
Udara
merupakan habitat asli dari mikroba, tetapi udara di sekeliling kita sampai beberapa kilometer
diatas permukaan bumi mengandung bermacam-macam jenis mikroorganisme dalam
jumlah yang beragam. Mikrooganisme yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur, khamir dan ragi.
Selain itu gas, partikel debu dan uap air juga mengandung mikroorganisme. Di udara
terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista
protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu
tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme
untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara
merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah
yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah.
Mikroba
di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukan tempat mikroorganisme untuk tumbuh, tetapi merupakan pembawa
bahan partikulat debu dan tetesan cairan yang mungkin dimuati mikroba. Jumlah
dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi sesuai dengan
lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Daerah yang berdebu seperti di jalan raya, hampir selalu
mempunyai populasi mikroorganisme yang tinggi. Sebaliknya dengan hujan, salju
atau hujan es akan cenderung mengurangi jumlah organisme di udara dengan
membasuh partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu (Volk & Wheeler,
1989).
Mikroba
yang terdapat di jalan raya sangat banyak jumlahnya dan beraneka ragam. Mikroba
di udara yang sering beterbangan berupa jasad renik seperti jamur, spora,
khamir, dan bakteri. Mikroba tersebut telah diisolasi dari udara pada permukaan
bumi. Contoh jenis jasad-jasad renik yang dijumpai di atmosfer sebagai berikut:
Tinggi (meter)
|
Bakteri (genus)
|
Cendawan (genus)
|
1.500-4.500
|
Alcaligenes
Bacillus
|
Aspergillus
Macrosporium
Penicillium
|
4.500-7.500
|
Bacillus
|
Aspergillus
Clasdosporium
|
7.500-10.500
|
Sarcina
Bacillus
|
Aspergillus
Hormodendrum
|
10.500-13.500
|
Bacillus
Kurthia
|
Aspergillus
Hormodendrum
|
13.500-16.500
|
Micrococcus
Bacillus
|
Penicillium
|
Sumber: Irianto (2002)
Jenis
jasad-jasad renik tersebut diambil dari udara di daerah perindustrian dan
disekitar jalan raya selama jangka waktu beberapa bulan. Bagian terbanyak dari
mikroba yang berasal dari udara adalah spora dari genus Aspergillus.
Di antara tipe-tipe bakteri yang ditemukan ada bakteri pembentuk spora dan
bukan pembentuk spora, basilus Gram positif, kokus Gram positif dan basilus
Gram negatif.
Gambar: Bakteri Bacillus |
Gambar: Bakteri Alcaligenes |
Mikroba-mikroba tersebut dapat mengambil nutrisi dengan mengikat nitrogen terutama
N2 bebas di udara dan mereduksinya menjadi senyawa
amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh
bantuan enzim nitrogenase. Sehingga, mikroba dapat tetap hidup di udara.
Pertumbuhan mikroba di udara sangat cepat, apalagi mikroba pada jala raya yang
dihasilkan dari asap kendaraan bermotor ataupun asap perindustrian.
Faktor intrinsik dan lingkungan
mempengaruhi distribusi jenis mikroflora di udara. Faktor intrinsik meliputi
sifat dan keadaan fisiologis mikroorganisme ataupun keadaan suspensi. Ukuran
mikroorganisme merupakan faktor yang menentukan jangka waktu mereka untuk
tetap melayang di udara. Umumnya mikroorganisme yang lebih kecil dapat
dengan mudah dibebaskan ke udara dan tetap hidup dalam jangka waktu lama.
Miselium fungi memiliki ukuran yang lebih besar dan tidak dapat bertahan lama
di udara. Keadaan suspensi berperan penting dalam keberadaan mikroorganisme di udara. Semakin kecil
suspensi, semakin besar kemungkinan mereka untuk tetap berada di udara. Biasanya mereka melekat pada partikel debu dan air
liur. Mikroorganisme yang ada dalam partikel debu di udara hanya hidup untuk waktu
yang singkat. Tetesan yang dibuang ke udara melalui batuk atau bersin juga
hanya dapat bertahan di udara untuk waktu singkat dan partikel debu yang
beterbangan di jalan raya maupun tempat lain, hanya dapat bertahan di udara dalam
waktu yang singkat pula.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba
udara adalah suhu atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian dan lain-lain.
Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan
viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol. Kemampuan mikroba bertahan hidup lebih ditentukan oleh RH dan suhu.
Pengaruh angin juga menentukan
keberadaan mikroorganisme di udara. Pada udara yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi. Tapi
sedikit aliran udara dapat menjaga mereka dalam suspensi untuk waktu yang
relatif lama. Angin berperan penting dalam penyebaran
mikroorganisme untuk membawa mikroba lebih jauh. Ketinggian membatasi distribusi
mikroba di udara. Semakin tinggi dari permukaan bumi, udara semakin kering,
radiasi ultraviolet semakin tinggi dan suhu semakin rendah sampai bagianMikroba dalam fase spora yang dapat bertahan dalam kondisi ini. Beberapa jenis mikroba yang ada
di udara, antara lain Bacillus, Sarcina dan Penicillum.
Mikroba di udara pada jalan raya
dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit yang ditularkan melalui udara,
antara lain:
- Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang sangat mudah dalam penularannya. Penderita TBC
biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan sebagai gejala utama selama
beberapa minggu yang diikuti dengan demam tinggi. Biasanya demam menyerang pada
malam hari, namun ketika siang demam akan berkurang bahkan cenderung turun dan
akan datang lagi bila mulai menjelang malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan
tubuhnya akan menurun secara drastis, nafsu makan berkurang dan berat badan
menurun dengan sangat cepat, rasa lelah dan batuk-batuk.
2. Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak. Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya, Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), Neisseria meningitidis (meningococcus), Haemophilus influenzae (haemophilus), Listeria monocytogenes (listeria) dan bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
- Flu Burung
Flu burung adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini terdapat pada unggas
dan dapat menyerang manusia. Gejala pada flu burung ini sangat mirip dengan gejala flu biasa, antara lain demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, nyeri otot, sakit
kepala dan lemas. Namun, dalam waktu yang singkat penyakit ini dapat menyerang paru-paru dan menyebabkan peradangan
(pneumonia).
- Pneumonia
Pneumonia atau radang paru-paru
ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang
tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga
sesak napas, dan badan terasa lemas. Penyakit ini terjadi akibat
bakteri Streptococus pneumoniae dan Hemopilus influenzae yang
berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering
ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru, bakteri berbahaya itu juga
dapat mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis) serta infeksi
pembuluh darah yang amat fatal.
- Sars
Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala gangguan pernapasan berupa napas pendek dan terkadang
disertai batuk. Penyebab SARS adalah Coronavirus, yaitu virus yang bersifat
menular dan umumnya menyerang saluran pernapasan atas, virus ini juga dapat
menyebabkan flu.
- Influenza
Influenza atau flu merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala
yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok,
nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum. Influenza ditularkan melalui udara lewat
batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga
dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui
kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi.
- Asma
Asma merupakan peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan gejala yang
bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel,
dan spasme bronkus. Gejala umum
meliputi batuk,
dada terasa berat, dan sesak napas.
Asma pada awalnya diperkirakan disebabkan oleh kombinasi faktor genetika dan lingkungan.
Selamat membaca…
Referensi
Agus Rahman. http://www.academia.edu/6087865/PENCEMARAN_UDARA_print.
2014. (Dikutip pada tanggal 22 April 2015 pukul 13.12 WIB).
Aldilah Bagas. http://aldilah-bagas-d.blog.ugm.ac.id/2012/06/17/pencemaran-udara/.
2012. (Dikutip pada tanggal 22 April 2015 pukul 21.52 WIB).
Anonim.
http://digilib.unila.ac.id/5651/10/10.%20Bab%20II.pdf.
2012. (Dikutip pada tanggal 22 April 2015 pukul 15.16 WIB).
Darkuni,
M. Noviar. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang:
Universitas Negeri Malang. 2001.
Dwidjoseputro,
D. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph. 2005.
Kusnadi,
dkk. Mikrobiologi. Malang: JICA. 2003.
Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt. Mikrobiologi
Umum edisi keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1994.
Tarigan, Jeneng. Pengantar
Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan. 1988.
Thieman, William J, and Michael A.
Palladino. Introduction to Biotechnology. New York: Benjamin Cummings.
2004.
Tim
Perkamusan Ilmiah. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana. 2005.